Pelaksanaan Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) Tahun 2022
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu fokus pembangunan pada Kabinet Indonesia Maju. Kualitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi secara terencana, terprogram, dan tersistem. Sistem Pendidikan Tinggi diperkokoh dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, yang melandasi pengembangan kualitas lulusan melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Mahasiswa tidak hanya dibekali pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga dua unsur yang menyempurnakan kinerja di kehidupan masyarakat, yaitu hard skills dan soft skills, karena sinergi di antara keduanya sangat diperlukan. Kehadiran pengembangan teknologi yang demikian cepat mendorong para lulusan untuk mampu beradaptasi dengan perubahan, bersemangat untuk belajar sepanjang hayat, dan memiliki kepedulian terhadap pembangunan yang berkelanjutan. Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mendorong mahasiswa untuk tidak hanya unggul dalam akademik, namun juga menjadi individu yang kreatif, inovatif, berdaya saing tinggi, dan berkarakter.
Sehubungan dengan itu, Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) bertugas untuk menyiapkan kebijakan teknis, melaksanakan, memantau, mengevaluasi, dan melaporkan berbagai program di bidang pengembangan prestasi satuan pendidikan. Salah satu program yang berkaitan dengan tugas tersebut adalah Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia atau yang dikenal dengan singkatan KBGI.
Semoga Pedoman KBGI XIII Tahun 2022 di bawah koordinasi Puspresnas, Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ini dapat disosialisasikan, dipahami, diterapkan, serta dievaluasi untuk mendapatkan umpan balik dalam rangka peningkatan program yang bermutu dan berkelanjutan. Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para kontributor dari berbagai perguruan tinggi dan dedikasi semua staf Puspresnas. Semoga pedoman ini bermanfaat bagi penyelenggaraan KBGI tahun 2022 di Universitas Tarumanagara, Jakarta.
Dengan pulihnya kondisi di tanah air akibat pandemi Covid-19 yang lebih dari 2 tahun, maka pemulihan dan pembangunan pasca pandemi menjadi salah satu perhatian di bidang pengembangan instruktur di tanah air. Kebutuhan akan bangunan gedung untuk pemenuhan infrastruktur menyongsong era pasca pandemi menjadi titik berat pembangunan di Indonesia khususnya di beberapa perkotaan besar dan daerah seperti halnya di metropolitan dimana sangat diperlukan pengembangan inovasi dari pelaku-pelaku konstruksi di tanah air. Inovasi teknologi dan material menjadi fokus dalam pembangunan bangunan gedung yang efisien pasca pandemi, khususnya percepatan pembangunan di berbagai daerah menuju metropolitan baru.
Namun demikian, hal penting yang harus selalu menjadi pokok perhatian adalah dimana Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak daerah dengan tingkat kerawanan kegempaan yang tinggi. Hal ini dapat diketahui dari berbagai kejadian gempa dalam beberapa dekade terakhir yang melanda beberapa daerah di Indonesia. Pengaruh gempa pada umumnya sangat merugikan bagi manusia, selain menyebabkan kerugian materi dan kerusakan infrastruktur, gempa bumi dapat pula mengakibatkan jatuhnya korban jiwa manusia yang kadang tidak sedikit jumlahnya. Kondisi yang demikian ini menuntut sistem struktur bangunan sipil yang dibangun di Indonesia harus mengikuti kaidah bangunan tahan gempa agar ketika gempa terjadi, struktur diharapkan tetap dapat bertahan berdiri dan tidak mengalami keruntuhan. Di dalam standar desain bangunan telah digariskan bahwa ketika gempa (design) terjadi, bangunan diperbolehkan mengalami kerusakan, hanya saja harus dihindarkan terjadinya keruntuhan (collapse). Dalam konteks bangunan hunian, pekerjaan desain harus mempertimbangkan beban gempa sesuai lokasi dimana bangunan tersebut dikonstruksi, selain mempertimbangkan kondisi tanah (geoteknik) di tempat tersebut.
Perkembangan bangunan hunian atau untuk kebutuhan lainnya di Indonesia dewasa ini banyak menggunakan material beton bertulang dan/atau baja sebagai komponen struktural. Struktur beton bertulang paling populer digunakan di tanah air. Disamping material pembentuknya yang banyak tersedia, struktur beton bertulang sangat mudah dilaksanakan dan fleksibel serta mempunyai tingkat keawetan yang tinggi bilamana didesain dan dilaksanakan dengan baik. Komponen struktur beton bertulang juga sangat cocok sebagai bagian dari struktur bangunan tahan gempa dikarenakan kombinasi material beton dan baja tulangan akan memberikan perilaku yang cukup daktail. Daktilitas pada komponen struktur sangat diperlukan khususnya dalam rangka mengantisipasi dan memitigasi akan bahaya dan dampak kerusakan/kegagalan struktur akibat gempa besar khususnya. Pendetailan secara khusus yang baik sesuai dengan code/standar beton struktural untuk bangunan menjadi kunci utama keberhasilan bangunan bertahan selamat terhadap ancaman bencana gempa bumi dashyat. Khususnya pendetailan tulangan baik untuk meningkatkan daktilitas beton sebagai pengekangan (confinement) maupun pendetailain tualngan yang lainnya. Selain itu, tulangan baja mempunyai daktilitas yang relatif baik juga sebagai bagian dari bahan bangunan. Demikian juga, kelebihan tersebut sangat mendukung penggunaan profil baja untuk struktur bangunan baja menjadi alternatif yang handal untuk bangunan tahan gempa. Pemilihan sistem struktur tahan gempa yang sesuai serta koneksi/sambungan antar komponen struktur yang tepat dan baik juga memegang peran yang sangat penting di dalam mewujudkan struktur bangunan tahan gempa yang baik dan handal.
Sesuai dengan Tema KBGI XIII-2022 yaitu: “Bangunan Gedung Tahan Gempa Berinovasi Material untuk Pengembangan Metropolitan Menyongsong Era Pasca Pandemi”, maka pada kompetisi ini Finalis diwajibkan untuk membuat model bangunan gedung 8 lantai. Seiring dengan kebutuhan hunian yang terus meningkat di masa depan dan keterbatasan lahan yang tersedia maka hunian tingkat menjadi salah satu solusi alternatif yang memungkinkan. Untuk kompetisi kali ini, model bangunan gedung terdiri dari 2 (dua) klasifikasi kompetisi, yaitu Klasifikasi Kompetisi Model Bangunan Gedung 8 Lantai dari Material Baja dan Beton Pracetak dengan sistem rangka terbuka (open frame). Model-model tersebut akan diuji dengan simulasi percepatan gempa horizontal menggunakan meja getar.