Hot News
Dark Mode
Large text article

Uji Keterbacaan Instrumen Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI)

Uji Keterbacaan adalah 

Pengukuran melalui pengujian keterbacaan, yaitu kemudahan untuk membaca dan memahami suatu teks/naskah (pada sebuah instrumen). Kemudahan dipengaruhi oleh panjang kalimat, pilihan kata, dan tata letak.

Tujuan
  • Untuk mengetahui tingkat keterbacaan instrumen oleh responden (bapak-ibu guru).
  • Menjadi jembatan pengujian melalui item pernyataan pada Rating-Scale yang akan dijadikan alat pengungkap tingkat kelayakan.
  • Melalui uji keterbacaan ini diharapkan dapat mengetahui sejauh mana instrumen yang telah dibuat/disusun dapat dipahami oleh responden, baik itu struktur bahasa ataupun maksud pernyataan yang diajukan.

Pelaksanaan Uji Keterbacaan:
Memerlukan kontribusi dan masukan dari guru-guru madrasah untuk menelaah ketatabahasaan dalam SUSUNAN instrumen yang telah dibuat.
Program AKMI menggunakan 5 kriteria penilaian, yaitu:
  • Sangat Layak/Sangat Baik
  • Layak/Baik
  • Cukup
  • Kurang Layak / Kurang Baik
  • Sangat Kurang Layak / Sangat Kurang Baik
Identifikasi kriteria kelayakan instrumen/memetik instrumen layak akan melalui pengolahan data dalam menentukan nilainya.


Q & A: Pergeseran Konstruksi Soal
Q. Apa manfaat menyelenggarakan asesmen literasi untuk anak-anak madrasah?
A. Agar siswa terbiasa dan terpupuk budaya membaca, serta senang mencermati fenomena kehidupan, kejadian nyata, dan saling ketergantungan di lingkungan sekitar.
Q. Mengapa bentuk soal literasi harus menggunakan stimulus dengan kalimat panjang, atau gambar yang bukan dipelajari di kelas?
A. Literasi artinya kebermaknaan, artinya siswa memperoleh pengetahuan di ruang kelas (bersifat rutin) yang akan menjadi modal pengembangan kompetensinya. Modal komptensinya menjadi dasar dalam memahami pengetahuan baru secara mandiri yang diperoleh dari lingkungannya. Maka konsep stimulus harus mengangkat makna dari sebuah fenomena keilmuan yang berbeda (=baru), namun dalam menjawabnya telah memiliki modal kompetensi.
Q. Apakah ada jaminan bahwa siswa akan membaca stimulus yang kaya muatan dan menjawab soal soal dengan serius dan benar?
A. Perlu pembiasaan dan secara perlahan memberi pengalaman belajar siswa melalui praktik atau pengalaman hidup langsung, mengenalkan lingkungan lebih bermakna (literat). Peran guru sangat penting untuk mengajak anak berliterasi, secara bertahap akan menjadi budaya. Peran responden juga penting, karena dapat berkontribusi memberikan masukan berharga agar tersusun instrumen yang layak.